PRAKTIKUM
TEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK
PENENTUAN
KADAR AIR PADA MINYAK
OLEH
:
KELOMPOK 1
NAMA
NPM
Wulan
Febriani 1204310033
Yenni
Purnama 1204310025
Irfan
Syukri Tbn 1204310042
Makmur
Karim 1204310032
Zulfadly
Harahap 1204310022
![]() |
LABORATORIUM
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
ABSTRAK
Minyak
sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak kelapa sawit
maupun minyak inti sawit yang melalui proses fraksinasi, rafinasi, hidrogenasi.
Dari hasil praktiku yang telah dilakukan maka didapatkan Minyak sawit - 3,8 %, Minyak Jagung 69,4 %, Minyak kedelai 5,31 %, Minyak kelapa 0 %. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji kondisi transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit.
Proses transesterifikasi menggunakan NaOH sebagai
katalis dan minyak kelapa sawit. Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang
kadar airnya tinggi dan mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap
(volatile) seperti sayuran dan susu, menggunakan cara destilasi dengan pelarut
tertentu. Minyak goreng berfungsi sebagai pengahantar panas, penambah rasa
gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.
Kata kunci : kadar air, minyak, oven,
pengeringan, cawan
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Laju pertumbuhan produksi minyak kelapa sawit yang
tinggi, mendorong perlunya diversifikasi minyak kelapa sawit menjadi produk lain dengan nilai ekonomis tinggi, salah
satunya adalah sebagai agen pengemulsi. Agen pengemulsi yang dibuat dari minyak nabati bersifat biodegradable, sehingga tidak
mencemari lingkungan, dan kesinambungan pengadaannya terjamin karena berasal
dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dalam produksi agen pengemulsi
berbahan baku minyak kelapa sawit, reaksi transesterifikasi merupakan tahapan
awal yang akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit. Proses transesterifikasi menggunakan NaOH sebagai katalis dan minyak kelapa sawit. Variabel yang divariasikan adalah persen berat katalis NaOH (0,1; 0,2; 0,3; dan 0,4 {mol NaOH/kg minyak}), suhu transesterifikasi (40, 50, 60, dan 70oC), waktu transesterifikasi (15, 20, 25 dan 30 menit), dan rasio reaktan (1:3, 1:4, 1:5, dan 1:6{mol minyak:mol etanol}), untuk mengkaji pengaruhnya terhadap kinerja produk digliserida yang dihasilkan. Produk digliserida diuji kemampuannya sebagai agen pengemulsi dalam menurunkan tegangan permukaan air, serta dalam menjaga kestabilan emulsi minyak/air.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit. Proses transesterifikasi menggunakan NaOH sebagai katalis dan minyak kelapa sawit. Variabel yang divariasikan adalah persen berat katalis NaOH (0,1; 0,2; 0,3; dan 0,4 {mol NaOH/kg minyak}), suhu transesterifikasi (40, 50, 60, dan 70oC), waktu transesterifikasi (15, 20, 25 dan 30 menit), dan rasio reaktan (1:3, 1:4, 1:5, dan 1:6{mol minyak:mol etanol}), untuk mengkaji pengaruhnya terhadap kinerja produk digliserida yang dihasilkan. Produk digliserida diuji kemampuannya sebagai agen pengemulsi dalam menurunkan tegangan permukaan air, serta dalam menjaga kestabilan emulsi minyak/air.
Tujuan
Praktikum :
-
Untuk
Mengetahui Kadar Air Dari Berbagai Minyak
TINJAUAN
PUSTAKA
Minyak Kelapa
Minyak
Kelapa adalah bahan makanan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Minyak Kelapa mengandung energi
sebesar 870 kilokalori, protein 1 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 98 gram,
kalsium 3 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0 miligram. Selain
itu di dalam Minyak Kelapa juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1
0 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari
melakukan penelitian terhadap 100 gram Minyak Kelapa, dengan jumlah yang dapat
dimakan sebanyak 100% (Nurhidayah, 2013).
Bungkil
inti kelapa adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan
pengeringan. Sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-kecil
berbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm. Selain itu bungkil
kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak. (Ketaren, 2008).
Adanya pigmen
menyebabkan lemak berwarna. Warna lemak tergantung dari macam pigmennya. Adanya
karatenoid menyebabkan warna kuning kemerahan. Karatenoid sangat larut dalam
minyak dan merupakan hidrokarbon dengan banyak ikatan tidak jenuh. Bila minyak
dihidrogenasi maka akan terjadi hidrogenasi karatenoid yang berwarna merah akan
berkurang selain itu perlakuan pemanasan juga akan mengurangi warna pigmen
karena karatenoid tidak stabil pada suhu tinggi. Pigmen ini mudah teroksidasi
sehingga minyak akan mudah tengik. Cara menghilnagkan pigmen biasanya dilakukan
dengan adsorben seperti arang aktif dan bleaching earth. Pada minyak kelapa
sawit, kandungan karatenoid jarang dihilangkan sepenuhnya karena merupakan provitamin
A (Winarno, 2004).
Kedelai
Kedelai
(Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu hasil bumi yang sangat dikenal
di Indonesia. Kedelai yang dibudidayakan terdiri dari dua spesies, yaitu,
kedelai putih (Glycine max), yang memiliki biji dengan warna kuning, agak
putih, atau hijau, dan kedelai hitam (Glycine soja) yang berbiji hitam. Kedelai
putih merupakan tanaman asli daerah subtropik di Asia seperti Tiongkok dan
Jepang Selatan, sementara kedelai hitam merupakan tanaman asli daerah tropis di
Asia Tenggara (Wikipedia, 2006).
Kadar Air
Kadar air
adalah sejumlah air
yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan
pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah
dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai
jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik
ataupun gravimetrik (massa), basis basah maupun basis kering (Wikipedia, 2014).
Berat sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air
yang terdapat dalam sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air
yang benar-benar terikat kuat dalam sampel, setelah itu dapat dilakukan
perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam bahan (Winarno, 2004).
BAHAN
DAN METODE
Waktu dan Tempat Praktikum :
Praktikum
ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Dan Teknologi Pangan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara Pada Sabtu 22 Maret 2014 pukul 11.00-13.00.
Bahan :
-
Minyak Kelapa
-
Minyak Jagung
-
Minyak Sawit
-
Minyak Kedelai
Alat :
-
Timbangan Analitik
-
Aluminium foil
-
Desikator
-
Oven
Metode
Percobaan :
1. Ditmbang
minyak (masing-masing bahan) sebanyak 5 g, lalu dimasukkan ke dalam aluminium
foil yang sudah diketahui berat kosongnya.
2. Masukkan
kedalam oven selama 2 jam pada suhu 105oC.
3. Setelah
itu sampel diangkat dan di masukkan kedalam desikator selam 15 menit, dan
hitung kadar airnya.

Keterangan:
A1 : Berat awal bahan
A2 : Berat akhir bahan

Keterangan:
A1 : Berat awal bahan
A2 : Berat akhir bahan
Diagram
Alir Penentuan Kadar Air Pada Minyak
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |

![]() |
|||
![]() |
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1. Minyak
sawit
Diketahui: Berat cawan =
3,36
Berat
awal = 5,00
Berat
minyak akhir = 8,55 – 3.36 = 5,19
Ditanya
: kadar air……?
Jawab : kadar
air = 

=

= - 3,8 %
2. Minyak
Jagung
Diketahui: Berat cawan =
3,52
Berat
awal = 5,00
Berat
minyak akhir = 5,05 – 3.52 = 1,53
Ditanya
: kadar air……?
Jawab : kadar
air = 

=

=
69,4 %
3. Minyak
kedelai
Diketahui: Berat cawan =
3,50
Berat
awal = 5,08
Berat
minyak akhir = 8,31 – 3.50 = 4,81
Ditanya
: kadar air……?
Jawab : kadar
air = 

=

= 5,31 %
4. Minyak
kelapa
Diketahui: Berat cawan =
3,41
Berat
awal = 5,01
Berat
minyak akhir = 8,42 – 3.41 = 5,01
Ditanya
: kadar air……?
Jawab : kadar
air = 

=

=
0 %
Minyak
goreng berfungsi sebagai pengahantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah
nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya,
yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan
dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Hidrasi gloserol akan terbentuk
aldehid tidak jenuh atau akrolein tersebut. Makin tinggi titik asap, makin baik
minyak goreng itu. Titik asap suatu minyak goreng tergantungdari kadar gliserol
bebas. Lemak yang telah digunakan untuk menggoreng titik aspnya akan turun,
karena telah terjadi hidrolisis molekul lemak. Karena itu untuk menekan
terjadinya hidrolisis, pemanasan lemak atau minyak sebaiknya dilakukan pada
suhu yang tidak terlalu tinggi dari seharusnya. Pada umumnya suhu penggorengan
adalah 177-221oC (Nurhidayah, 2013).
Hampir semua bahan
pangan banyak mengadung lemak dan minyak, terutama bahan yang berasal dari
hewan. Lemak dalam jaringan hewan terdapat pada jaringan adiposa. Dalam
tanaman, lemak sintesis dari satu molekul gliserol dengan 3 molekul asam lemak
yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirai
proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu
pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi asam
lemak dengan pembentukan lemak.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin
rendah berat minyak total pada minyak, maka akan semakin rendah kadar air yang
di hasilkan.
2. Semakin berat cawan yang dimiliki
oleh minyak, maka kadar airnya akan semakin besar.
3. Berat minyak awal akan semakin
berkurang setelah di oven.
4. Kandungan
asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, memiliki
satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya
DAFTAR
PUSTAKA
Buckle,
K. A, dkk., Alih Bahasa Hari Purnomo, 2008, IImu
Pangan, Universitas
Indonesia
Press, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kadar_air
(Diakses 8 Mei 2014)
S.
Ketaren, 2008, Minyak Dan Lemak Pangan,
Jakarta, Universitas Indonesia Press
Winarno, F. G.
2004. Kimia
Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
www.wikipedia.kedelai/org.com
(Diakses 20 April 2013)
membantu sekali kak makasih
BalasHapusrcti live stream