TEKNOLOGI PENGEMASAN
KEMASAN GELAS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
WULAN
FEBRIANI
1204310033
![]() |
ILMU TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2013
A. SEJARAH KEMASAN GELAS
Gelas
merupakan salah satu bahan kemasan tertua dan terpopuler sejak jaman dahulu
sampai dengan saat ini. Penggunaan bahan ini telah dimulai sejak 3000 SM oleh
bangsa Mesir kuno. Penemuan gelas sebagai bahan kemasan
terjadi secara tidak sengaja dan tidak melalui proses penelitian di
laboratorium yang memerlukan waktu lama. Pada abad permulaan, para pelaut dari
Venesia menggunakan balok–balok soda untuk membuat tungku perapian di atas
pasir di tepi pantai. Saat itulah diketahui bahwa komposisi soda
dan pasir dapat melebur dan membentuk gelas. Secara fisik, gelas
merupakan suatu bentuk cairan dengan tingkat viskositas tinggi yang
kemudian mengalami pendinginan. Secara kimia, gelas merupakan suatu
campuran oksida anorganik dari berbagai jenis komposisi bahan, dengan komposisi
terbesar soda, kapur, silica.
B. LATAR BELAKANG
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak
bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang sangat halus dan
kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas banyak digunakan di
banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi pecahan yang tajam.
Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah seluruhnya dengan
proses kimia atau dengan pemanasan. Gelas bukan benda padat, tapi benda cair dengan
kekentalan yang sangat tinggi dan bersifat termoplastis. Sifat fluida gelas
bervariasi menurut suhu. Titik lebur dan titik beku tidak diketahui, dan ini
merupakan keadaan kaca. Bahan gelas sesuai digunakan untuk produk pangan yang
mengalami pemanasan seperti pasteurisasi atau sterilisasi. Gelas jenis
pyrex tahan terhadap suhu tinggi. Umumnya perbedaan antara suhu bagian luar dan
bagian dalam gelas tidak boleh lebih dari 270C, sehingga pemanasan
botol harus dilakukan perlahan-lahan. Konduktivitas panas gelas 30 kali lebih
kecil dari pada konduktivitas panas besi. Walaupun mudah pecah tetapi gelas
mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi. Wadah gelas lebih tahan terhadap
kompresi dari dalam dibandingkan tekanan dari luar. Sifat seperti ini
penting untuk pembotolan minuman berkarbonasi. Daya tahan gelas dapat mencapai
1,5 x 105kg/cm2. Daya tahan ini dipengaruhi oleh komposisi, ketebalan dan
bentuk dari wadah gelas.
Gelas terdiri dari oksida-oksida logam dan non logam. Bahan baku pembuatan gelas
adalah :
- Pasir silica (SiO2)
- Soda abu (Na2CO3) yang dengan pembakaran pada suhu tinggi akan terbentuk Na2O sehingga gelas tampak jernih
- Batu kapur (CaO) yang berfungsi untuk memperkuat gelas
- Pecahan gelas (kaca) disebut cullet (calcin) untuk memudahkan proses peleburan, ditambahkan antara 15-20%
- AI2O3 dan boraksida (B2O3), titanium dan zirconium untuk meningkatkan ketahanan dan kekerasan gelas
- Borax oksida pada gelas boroksilat seperti pyrex berfungsi agar gelas lebih tahan pada suhu tinggi
- Na2SO4 atau As2O3 untuk menghaluskan dan menjernihkan.
Untuk
membuat agar kemasan gelas bersifat inert dan netral maka gelas dicelupkan
dalam larutan asam. Untuk melinungi permukaan gelas maka diberi laminasi
silikon polietilen glikol atau polietilen stearat. Sifat gelas yang stabil
menyebabkan gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa
kerusakan.
Warna
gelas dapat diatur dengan menambahkan sejumlah kecil oksida-oksida logam
seperti Cr, Co dan Fe. Wadah gelas kedap terhadap semua gas sehingga
menguntungkan bagi minuman berkarbonasi karena keepatan difusinya sama dengan
0. Wadah gelas barrier terhadap benda padat, cair dan gas sehingga baik sebagi
pelindung terhadap kontaminasi bau dan cita rasa. Sifat-sifat ketahanan gelas
dapat diawetkan dengan cara memberi lapisan yang tidak bereaksi dengan gelas,
misalnya minyak silikon, oksida logam, lilin, resin, belerang dan polietilen.
Walaupun mudah pecah tetapi gelas mempunyai kekuatan mekanik
yang tinggi. Wadah gelas lebih tahan terhadap kompresi dari dalam dibandingkan
tekanan dari luar. Siat seperti ini penting untuk pembotolan minuman
berkarbonasi. Daya tahan gelas dapat mencapai 1,5×105 kg/cm2. Daya
tahan ini dipengaruhi oleh komposisi, ketebalan, dan bentuk dari wadah gelas.
Proses Pembuatan Kemasan Gelas
Untuk membuat wadah/kemasan gelas, bahan–bahan pembuat gelas, seperti Natrium dan Kalsium Silikat, Kalsium dan Magnesium Oksida, Oksida Aluminium, Barium dan logam lainnya dicampur dengan hancuran gelas (cullet) dari wadah/kemasan botol yang sudah pecah atau rusak. Campuran tersebut kemudian dihancurkan dalam tungku pembakaran pada suhu 2700oC.
Pembuatan kemasan gelas dalam bentuk botol dilakukan melalui dua tahap. Pada tahap pertama gelas cair dengan jumlah tertentu dimasukkan ke dalam suatu cetakan (moulding) dengan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran botol akhir. Kemudian dengan tekanan gas atau udara yang dikompresikan, gelas ditekan pada dinding cetakan. Pada tahap kedua, botol yang telah dibentuk sebagian dipindahkan ke cetakan kedua, di mana botol tersebut dikompresikan lagi oleh udara atau gas hingga menjadi bentuk akhir. Selanjutnya, mulut wadah/kemasan dihaluskan dengan api dan botol–botol dibiarkan mengeras secara perlahan pada suhu tinggi. Setelah itu, wadah/kemasan yang sudah jadi tersebut diperiksa kembali. Bila tersedia perlengkapan modern, dapat dilakukan uji mekanis. Sedangkan wadah/kemasan yang rusak atau cacat dihancurkan dan digunakan kembali untuk campuran pembuatan botol berikutnya. Demikian seterusnya.
Untuk membuat wadah/kemasan gelas, bahan–bahan pembuat gelas, seperti Natrium dan Kalsium Silikat, Kalsium dan Magnesium Oksida, Oksida Aluminium, Barium dan logam lainnya dicampur dengan hancuran gelas (cullet) dari wadah/kemasan botol yang sudah pecah atau rusak. Campuran tersebut kemudian dihancurkan dalam tungku pembakaran pada suhu 2700oC.
Pembuatan kemasan gelas dalam bentuk botol dilakukan melalui dua tahap. Pada tahap pertama gelas cair dengan jumlah tertentu dimasukkan ke dalam suatu cetakan (moulding) dengan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran botol akhir. Kemudian dengan tekanan gas atau udara yang dikompresikan, gelas ditekan pada dinding cetakan. Pada tahap kedua, botol yang telah dibentuk sebagian dipindahkan ke cetakan kedua, di mana botol tersebut dikompresikan lagi oleh udara atau gas hingga menjadi bentuk akhir. Selanjutnya, mulut wadah/kemasan dihaluskan dengan api dan botol–botol dibiarkan mengeras secara perlahan pada suhu tinggi. Setelah itu, wadah/kemasan yang sudah jadi tersebut diperiksa kembali. Bila tersedia perlengkapan modern, dapat dilakukan uji mekanis. Sedangkan wadah/kemasan yang rusak atau cacat dihancurkan dan digunakan kembali untuk campuran pembuatan botol berikutnya. Demikian seterusnya.
Dalam produksi gelas ada empat dasar pembuatan, diantaranya
: meniup, menarik, menekan, dn menuang. Peniupan
menggunakan udara yang ditekan untuk membentuk cairan gelas kedalam ruang
cetakan dari logam. Pada penarikan,
cairan gelas ditarik melalui gulungan atau cetakan yang member bentuk pada
gelas yang lunak. Dalam penekanan
digunakan kekuatan mekanik untuk menekan caira gelas pada sisis cetakan. Cara menuang menggunakan kekuatan grafitasi
atau sentrifugasi yang menyebabkan cairan erbentuk dalam ruang cetakan.
Komposisi gelas
Komposisi bahan pembuat gelas umumnya terdiri dari
70–75% Natrium dan Kalsium Silikat, 6–12% Kalsium dan Magnesium Oksida, dan sejumlah
kecil oksida-oksida dari Aluminium, Barium dan logam lain. Gelas terutama
tersusun dari pasir, soda abu, batu kapur, dan cullet. Pasir adalah silica yang hamper murni, soda abu adalah
natriumkarbonat, dan batu kapur adalah kalsium karbonat. Cullet adalah pecahan gelas yang dicampur dengan batch pembuatan dan berfungsi sebagai
bahan penyatu untuk
seluruh campuran. Komposisi gelas bervariasi, dan biasanya diatur untuk
tujuan-tujuan tertentu. Kation-kation yang paling umum didapatkan dalam bahan gelas farmasi adalah silicon,
alumunium, boron, natrium, kalium, kalsium, magnesium, zin dan barium.
Satu-satunya anion yang paling penting adalah oksigen.
1.
Gelas Berwarna-Perlindungan terhadap
Cahaya
Wadah gelas untuk
obat umumnya terdapat sebagai gelas jernih tidak berwarna atau berwarna amber.
Untuk tujuan dekoratif, warna-warna kusus seperti biru, hijau zamrud, dan kunig
opal dapat diperoleh dari pengusaha gelas. Hanya gelas berwarna amber dan merah
yang efektif untuk melindungi isi botol dari pengaruh cahaya matahari dengan
menyaring keluar sinar ultra violet yang berbahaya. Spesifikasi dalam USP untuk
wadah tahan cahaya harus memberikan perlindungan terhadap cahaya engan kekuatan
2900 samapai 4500 amstrong. Gelas amber memenuhi spesifikasi ini, tetapi oksida
besi yang ditambahkan dapat lepas dan masuk ke dalam obat.
2.
Gelas untuk Obat
USP dan NF menguraikan tipe gelas dan memberikan pengujian
gelas yang diserbukkan dan pengaruh air terhadap gelas untuk mengevaluasi
ketahanan kimiawi gelas. Pengujian yang diserbukkan dilakukan terhadap
butir-butir yang hancur dengan ukuran tertentu, dan pegujian pengaruh air
terhadap gelas hanya dikerjakan terhadap gelas tipe II yang telah dipaparkan
pada uap sulfur diosida.
TIPE-TIPE PADA GELAS
Tipe I- Gelas Borosilikat
Pada gelas yang paling resisten ini, sebagian besar alkali dan kation tanah diganti
dengan boron dan alumunium serta zink. Penambahan boron kurang lebih 6 % untuk
membentuk gelas borosilikat tipe I mengurangi proses pelepasannya, sehinga
hanya 0,5 bagian per sejuta yang terlarut dalam waktu satu tahun.
Tipe II- Gelas natrium Karbonat yang
Diolah
Bila alat gelas disimpan beberapa bulan lamanya, terutama dalam atmosfer yang lembab
atau dengan variasi temperature yang ekstrem, pembasahan permukaan oleh uap air
yang terkondensasi mengakibatkan terlarutnya garam-garam dan gelas. Wadah tipe
II dibuat dari gelas natrium karbonat yang ada dalam prdagangan dan telah
didealkalisasi atau diolah sehingga alkali dipermukaannya hilang. Pengolahan
dengan sulfur menetralkan alkali oksida pada permukaan, sehingga menyebabkan
gelas lebih tahan terhadap bahan kimia.
Tipe III- Gelas natrium Karbonat
Biasa
Wadah-wadah tidak diolah dulu dan dibuat dari gelas natrium
karbonat yang ada dalam perdagangan dengan ketahanan terhadap bahan kimia yang
sedang atau lebih dari sedang.
Tipe IV- Gelas natrium Karbonat
untuk Penggunaan Umum
Wadah-wadah terbuat dari natrium karbonat dipasok untuk
produk non-parental yang dimaksud untuk pemakaian topical atau oral.
C. JENIS KEMASAN GELAS
Warna gelas dapat diatur dengan menambahkan sejumlah kecil
oksida-oksida logam seperti Cr, Codan Fe. Sifat semi opaq diberikan dengan
penambahan florin. Penambahan senyawa-senyawa tersebut dilakukan pada proses
pembuatan wadah gelas. Botol yang berwrna hijau berarti pada proses
pembuatannya ditambahkan besi sulfat atau krom oksida. Sedangkan warna gelap
ditambahkan besi oksida dalam jumlah banyak. Untuk warna bening bahan yang
ditambahkan biasanya Natrium Oksida. Warna kemasan dari masing-masing produk
dibuat berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Warna kemasan yang diamati dari
praktikum yaitu bening, dan cokelat. Warna bening produk digunakan untuk yang
tidak begitu berpengaruh pada cahaya yang mengenai kemasan produk. Warna
cokelat digunakan untuk mengemas produk yang tidak tahan cahaya sehingga produk
terlindung dari cahaya yang mengenai kemasan. Warna cokelat gelap mampu menahan
cahaya yang mengenai produk sehingga produk yang ada dalam kemasan tidak rusak
oleh cahaya. Begitu pula dengan gelas berwarna hijau, seperti kemasan minyak
angin, warna hijau mampu menahan agar aroma dari minyak angin tetap bertahan
lama dan tidak hilang. Wadah gelas kedap terhadap semua gas sehingga
menguntungkan bagi minuman berkarbonasi karena kecepatan difusinya sama dengan
0. Wadah gelas barrier terhadap benda padat, cair dan gassehingga baik sebagai
pelindung terhadap kontaminasi bau dan cita rasa. Sifat-sifat ketahanan gelas
dapat diawetkan dengan cara memberi lapisan yang tidak bereaksi dengan gelas,
misalnya minyaksilikon, oksida logam, lilin. Resin, belerang, polietilen. Bentuk
kemasan dari produk-produk yang diteliti diolah dengan desain yang mampu
menarik perhatian konsumen. Penutup kemasan yang digunakan untuk menutup
kemasan harus aman dan tidak bereaksi dengan produk yang dikemas. Penutup
kemasan yang terbuat dari logam terdapat karet di balik tutupnya agar produk
tidak terkena langsung dengan logam.
Bahan yang dikemas dari kemasan gelas yaitu berwujud gel,
cair, dan kental. Dengan wujud tersebut, diameter atas kemasan harus dibuat
agar produk dapat keluar dengan mudah dari dalam kemasan. Kemudahan produk
keluar/dikeluakan dari dalam kemasan merupakan kemudahan untuk dihabiskan (easy
of resealing). Produk berwujud cair tidak mempunyai masalah bila diameter
atas botol berukuran kecil, karena produk di dalamnya masih dapat keluar.
Berbeda dengan produk sengan wujud gel. Produk ini harus dikemas dalam kemasan
berdiameter besar, seperti kemasan selai atau botol jar, dan kemasan balsam.
Kemasan yang digunakan untuk mengemas produk yang berwujud kental diameternya
berbeda-beda tergantung dari tingkat kekentalannya. Sebagai contoh, ABC Spesial
Grade merupakan sirup berbentuk cair, lubang atasnya berdiameter kecil, namun
produk tersebut tetap bisa keluar dari kemasan. Sedangkan Balsem tingkat
kekentalannya berbeda dengan , ABC Spesial Grade, sehingga tidak bisa dikemas
dalam kemasan dengan diameter lubang kecil.
Yang
perlu diperhatikan dalam memilih gelas sebagai kemasan antara lain adalah easy of unpacking dan easy of resealing.
Easy of unpacking berarti gelas
tersebut mudah mengeluarkan isisnya sedangkan easy of resealing adalah gelas mudah ditutup kembali setelah
digunakan. Dari data di atas ada beberapa gelas yang mudah dibuka dan ditutup
kembali dan ada yang sulit. Gelas yang mudah dibuka dan ditutup umumnya gelas
yang berfungsi untuk kemasan makannan. Untuk gelas yang tidak mudah dibuka atau
ditutup biasanya digunakan sebagai kemasan bahan- bahan non pangan.
Batas
antara produk dengan bahan yang dikemas bertujuan untuk menghindarkan produk
terkena penutup. Selain itu, batas antara produk dengan tutup kemasan bertujuan
untuk memberikan rongga untuk pemuaian produk.
Kemudahan membuka tutup kemasan (easy of unpacking)
digolongkan menjadi mudah,
sedang dan sulit. Golongan mudah
yaitu kemudahan membuka tutup kemasan seperti kemasan You C1000. Membuka tutup
kemasan You C1000 yaitu hanya dengan memutar tutup kemasan hingga terlepas dari
gelang pengikatnya. Golongan sedang
yaitu tutup kemasan ABC Spesial Grade. Tutup kemasan dibuka dengan menggunakan
alat pembuka, sehingga termasuk dalam golongan sedang. Sedangkan tutup kemasan
yang termasuk dalam golongan sulit
yaitu tutup minyak kayu putih. Tutup minyak kayu putih ada dua bagian, bagian
luar cara membukanya mudah namun terdapat penutup bagian dalam yang berfungsi
untuk menyumbat tutup botol agar produk di dalamnya tidak merembes keluar. Kontur
dari kemasan gelas yaitu mulus, bertekstur lubang-lubang dan bertekstur
titik-titik kecil. Kontur permukaan kemasan adalah untuk membuat kemasan
terlihat unik dan menarik perhatian komsumen. Penggunaan kemasan yaitu
disposable. Disposable adalah kemasan yang dapat digunakan kembali untuk
mengemas produk yang sama. Kemasan ditarik lagi oleh perusahaan yang
memproduksi produk, seperti botol ABC Spesial Grade. Selain ditarik kembali
oleh perusahaan, kemasan juga dapat digunakan untuk keperluan lainnya, yaitu
sebagai tempat untuk menyimpan sesuatu yang digunakan dalam keperluan
sehari-hari. Seluruh permukaan gelas licin. Ini dikarenakan bahan dasar
pembuetan gelas menggunakan senyawa- senya yang bersifat licin. Licin itu
merupakan lapisan dari gelas yang berfungsi untuk melindungi bahan yang
dikemasnya dari ganggun mikroorganisme dan sebagainya.
Bahan-bahan
penutup dapat bersifat kaku atau flexibel. Sumbat dari kaleng atau besi
dilapisidengan sejenis vernis untuk menghindari kontak langsung dengan bahan
pangan. Penutup sepertiini digunakan untuk menahan tekanan dalam minuman
bergas, bir dan makanan yang dipanaskandalam wadah tertutup. Sumbat alumunium
digunakan untuk air mineral, minuman tanpa gas, susu,yoghurt dan sebagainya.
Sumbat dari plastik digunakan untuk minuman yang tidak bergas danmakanan dalam
bentuk krim atau tepung.
Macam-macam bentuk kemasan gelas/
kaca yaitu :
- Botol (leher tinggi, mulut sempit)
- Jar (leher pendek, mulut lebar)
- Tumbler (tanpa leher dan finish)
- Jugs (leher pendek, ada pegangan)
- Vial dan ampul (ukuran kecil, untuk obat/bumbu/zat kimia, dll.)
D. SIFAT-SIFAT GELAS
Ada beberapa sifat gelas yang bisa
dikatakan memiliki kelebihan dibanding dengan material lainnya, antara lain:
- Sifat estetika atau keindahan
- Sifat tembus pandang secara optik (transparan)
- Sifat elastic
- Sifat ketahanan terhadap zat/reaksi kimia
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN KEMASAN GELAS
Sebagai
bahan kemasan, gelas mempunyai kelebihan dan kelemahan
Kelebihan kemasan gelas adalah :
1.
Kedap terhadap air, gas , bau-bauan
dan mikroorganisme
2.
Inert dan tidak dapat bereaksi atau
bermigrasi ke dalam bahan pangan
3.
Kecepatan pengisian hampir sama
dengan kemasan kaleng
4.
Sesuai untuk produk yang mengalami
pemanasan dan penutupan secara hermetis
5.
Dapat didaur ulang
6.
Dapat ditutup kembali setelah dibuka
7.
Transparan sehingga isinya dapat
diperlihatkan dan dapat dihias
8.
Dapat dibentuk menjadi berbagai
bentuk dan warna
9.
Memberikan nilai tambah bagi produk
10.
Rigid (kaku), kuat dan dapat
ditumpuk tanpa mengalami kerusakan
Kelemahan kemasan gelas :
1.
Berat sehingga biaya transportasi
mahal
2.
Resistensi terhadap pecah dan
mempunyai thermal shock yang rendah
3.
Dimensinya bervariasi
4.
Berpotensi menimbulkan bahaya yaitu
dari pecahan kaca.
sifat–sifat
yang menguntungkan seperti
- Inert (tidak mudah bereaksi dan
sangat baik sebagai barrier zat padat, cair dan gas),
- Kuat,
- Tahan terhadap kerusakan,
- Sangat baik sebagai barrier terhadap
benda padat, cair dan gas,
- Sifat gelas yang transparan
menguntungkan dari segi promosi, dan ada beberapa jenis gelas seperti
“pyrex” yang tahan terhadap suhu yang sangat tinggi.
kelemahan dari wadah/kemasan
gelas
- Mudah pecah dan kurang baik untuk
mengemas produk–produk yang sangat peka terhadap paparan sinar ultra
violet.
- Makanan yang dikemas dengan gelas
dapat dirusak oleh sinar. Sinar yang menembus dan masuk ke dalam gelas
dapat melunturkan warna produk di dalamnya, sehingga mengakibatkan
kerusakan citarasa, serta turunnya kandungan gizi zat akibat reaksi yang terkatalis
oleh sinar. Meskipun kemasan gelas bersifat inert, namun tidak demikian halnya
dengan tutup botol yang sering mendatangkan banyak masalah. Oleh karena
itu tutup botol harus dibuat sedemikian rupa agar mampu
menutup botol dengan rapat dan mencegah produk tumpah keluar. Teknologi modern yang terus berkembang
memungkinkan pembuatan kemasan gelas yang mampu bersaing dalam hal kekuatan dan
fungsinya dengan bahan kemasan lain. Akan tetapi, masalah botol pecah
merupakan masalah yang perlu dicermati oleh kalangan industri kemasan.
Penyebab Pecahnya Botol
Pecahnya botol dapat diakibatkan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :
1.benturan,
2.tekanan dalam,
3.thermal shock.
Pecahnya botol akibat ketiga faktor ini hanya dapat diketahui penyebabnya dengan memeriksa bentuk dan jenis pecahan botol. Karena alasan tersebut, penting sekali mengetahui apakah pecahnya botol disebabkan oleh rendahnya mutu gelas atau penggunaan gelas yang salah.
Botol yang pecah biasanya memiliki pola pecahan yang jelas. Letak pecahnya gelas terjadi kira–kira di bagian tengah.
1.Pecah akibat benturan
Botol gelas dapat pecah karena benturan keras secara aktif atau benturan-benturan kecil yang berkesinambungan. Pecahan-pecahan kecil mungkin terbentuk disertai dengan percabangan. Adanya kerusakan di permukaan luar atau permukaan dalam, cacat pabrik, kesulitan penekanan (annealing), dan ketebalan gelas dapat mempengaruhi daya tahan botol terhadap benturan. Gelas yang tebal sangat rawan terhadap pecah akibat benturan karena dindingnya kaku, sedangkan dinding botol yang tipis lebih tahan terhadap benturan.
2.Pecah akibat tekanan dalam
Secara normal, kemasan botol memiliki keseimbangan dalam tekanan kompresi dan tegangan (tension). Secara umum botol mendapat tekanan kompresi dari permukaan luar botol dan tegangan (tension) dari permukaan dalam.
3.Pecah akibat thermal shock
Pecahnya botol akibat thermal shock terjadi bila salah satu permukaan gelas mendapat suhu tertentu sedang bagian lain terekspos oleh tekanan mekanis dan tegangan (strain). Perbedaan suhu mengakibatkan perbedaan pengembangan dan tegangan internal pada dinding botol. Adanya tekanan (stress) ini menyebabkan botol menjadi retak.
Tingkat kerusakan/pecahnya botol dalam kondisi dingin yang direndam/dimasukkan ke dalam air hangat atau panas terjadi begitu hebat. Terjadinya thermal shock dimulai dari bagian dasar botol, kemudian laju garis pecah merambat ke bagian atas. Semakin tebal gelas, semakin tinggi tekanan (stress), semakin tinggi pula kemungkinan botol untuk pecah. Botol kecil, botol berbentuk bulat dan oval, serta botol yang memiliki ketebalan merata lebih tahan terhadap pecah akibat thermal shock. Untuk mencegah terjadinya kemasan botol pecah, maka perbedaan suhu antara permukaan luar dan dalam botol harus.
Pecahnya botol dapat diakibatkan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :
1.benturan,
2.tekanan dalam,
3.thermal shock.
Pecahnya botol akibat ketiga faktor ini hanya dapat diketahui penyebabnya dengan memeriksa bentuk dan jenis pecahan botol. Karena alasan tersebut, penting sekali mengetahui apakah pecahnya botol disebabkan oleh rendahnya mutu gelas atau penggunaan gelas yang salah.
Botol yang pecah biasanya memiliki pola pecahan yang jelas. Letak pecahnya gelas terjadi kira–kira di bagian tengah.
1.Pecah akibat benturan
Botol gelas dapat pecah karena benturan keras secara aktif atau benturan-benturan kecil yang berkesinambungan. Pecahan-pecahan kecil mungkin terbentuk disertai dengan percabangan. Adanya kerusakan di permukaan luar atau permukaan dalam, cacat pabrik, kesulitan penekanan (annealing), dan ketebalan gelas dapat mempengaruhi daya tahan botol terhadap benturan. Gelas yang tebal sangat rawan terhadap pecah akibat benturan karena dindingnya kaku, sedangkan dinding botol yang tipis lebih tahan terhadap benturan.
2.Pecah akibat tekanan dalam
Secara normal, kemasan botol memiliki keseimbangan dalam tekanan kompresi dan tegangan (tension). Secara umum botol mendapat tekanan kompresi dari permukaan luar botol dan tegangan (tension) dari permukaan dalam.
3.Pecah akibat thermal shock
Pecahnya botol akibat thermal shock terjadi bila salah satu permukaan gelas mendapat suhu tertentu sedang bagian lain terekspos oleh tekanan mekanis dan tegangan (strain). Perbedaan suhu mengakibatkan perbedaan pengembangan dan tegangan internal pada dinding botol. Adanya tekanan (stress) ini menyebabkan botol menjadi retak.
Tingkat kerusakan/pecahnya botol dalam kondisi dingin yang direndam/dimasukkan ke dalam air hangat atau panas terjadi begitu hebat. Terjadinya thermal shock dimulai dari bagian dasar botol, kemudian laju garis pecah merambat ke bagian atas. Semakin tebal gelas, semakin tinggi tekanan (stress), semakin tinggi pula kemungkinan botol untuk pecah. Botol kecil, botol berbentuk bulat dan oval, serta botol yang memiliki ketebalan merata lebih tahan terhadap pecah akibat thermal shock. Untuk mencegah terjadinya kemasan botol pecah, maka perbedaan suhu antara permukaan luar dan dalam botol harus.
Kerusakan
yang sering tampak pada kemasan gelas dapat berupa
cacat kritis, cacat fungsional dan
cacat rupa.
·
Cacat
kritis adalah cacat kemasan gelas yang dapat membahayakan pemakai saat
mengkonsumsi suatu produk yang dikemas. Cacat kritis dapat berupa mulut botol yang
terlalu tajam ataupun pecah.
·
Cacat
fungsional adalah cacat kemasan gelas yang terjadi akibat kegagalan pengemasan
ataupun proses produksi sehingga membuat kemasan gelas tidak dapat berfungsi
dengan baik.
·
Cacat
Rupa adalah cacat kemasan yang mengakibatkan tampilan produk kurang menarik.
Namun secara fungsional produk yang dikemas tetap dapat dikonsumsi dan tidak
melukai pengguna. Contoh dari cacat fungsional adalah besar badan botol yang
tidak seimbang dan masih banyak lainnya.

![]() |
|||
![]() |
![]() |
CONTOH KEMASAN BERBAHAN
GELAS PADA BERBAGAI PRODUK
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||


KESIMPULAN
- Warna kemasan gelas di tentukan oleh jenis logam yang ditambahkan
- Bahan penutup kemasan disesuaikan dengan produk yang dikemas dalam kemasan tersebut
- Untuk produk pangan kemasan harus mudah dibuka dan ditutup kembali
- Untuk produk non pangan terutama minyak atsiri kemasan tidak mudah dibuka agar minyak tidak menguap
- Kontur permukaan gelas licin karena pelapisan gelas dan bahan- bahan kimia yang terkandung di dalammnya
- Kemasan gelas diolah dengan warna berbeda-beda sesuai produk apa yang ada dalam kemasan tersebut.
- Kemasan gelas berwarna bening digunakan untuk produk yang dapat bertahan bila terkena sinar matahari maupun sinar lampu sehingga produk di dalamnya tidak rusak. Sedangkan kemasan berwarna cokelat digunakan untuk mengemas produk yang tidak tahan terkena sinar. Sehingga kemasan yang digunakan mampu melindungi produk di dalamnya dari sinar yang mengenai botol.
- Semua kemasan gelas bersifat disposable, yaitu dapat digunakan kembali baik itu dari pihak perusahaannya atau dalam kehidupan sehari-hari. Pihak perusahaan menggunakan kemasan untuk mengemas produk yang sama sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, kemasan gelas digunakan untuk tempat menyimpan sesuatu.
DAFTAR
PUSTAKA
http://hestcassie.wordpress.com/2013/03/04/laporan-praktikum-kemasan-gelas/LAPORAN
Ayo gan.
BalasHapusKami menyediakan berbagai jenis kemasan makanan yang berbahan dasar plastik dan aluminium foil. ataupun kemasan makanan yang tahan panas.
informasi lebih lanjut bisa mengunjungi website kami di :
www.kemasansinergy.com
lengkap sekali makasih yah kak
BalasHapussindo tinju