TEKNOLOGI FERMENTASI
PRODUK BIOMASSA
Oleh :
KELOMPOK V
1.
WULAN FEBRIANI 1204310033
2.
NANDA SARI LUBIS 1204310041
3.
AHMAD YAMIN 1204310034
4.
ZULFADLY HARAHAP 1204310027
5.
FAJAR WIDIANTORO 1204310011
6.
YOAN FRANDIANSYAH 1204310042
7.
MUIS PUTRA TAMBAH 1204310015
JURUSAN / PROGRAM STUDY : ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
![]() |
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
FERMENTASI
Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan
kemampuan mikroba untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder
dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Proses pertumbuhan mikroba merupakan
tahap awal proses fermentasi yang dikendalikan terutama dalam pengembangan
inokulum agar dapat diperoleh sel yang hidup. Pengendalian dilakukan dengan
pengaturan kondisi medium, komposisi medium, suplai O2, dan agitasi. Bahkan
jumlah mikroba dalam fermentor juga harus dikendalikan sehingga tidak terjadi
kompetisi dalam penggunaan nutrisi. Nutrisi dan produk fermentasi juga perlu
dikendalikan, sebab jika berlebih nutrisi dan produk metabolit hasil fermentasi
tersebut dapat menyebabkan inhibisi dan represi. Pengendalian diperlukan karena
pertumbuhan biomassa dalam suatu medium fermentasi dipengaruhi banyak faktor
baik ekstraselular maupun faktor intraselular. Kinetika pertumbuhan secara
dinamik dapat digunakan untuk meramalkan produksi biomassa dalam suatu proses.
Indonesia sebagai negara tropis kaya akan sumber alam hayati.
Berbagai biomassa banyak dijumpai yang dianggap sebagai limbah, sebagai contoh
limbah pertanian, perkebunan, hutan dan sebagainya. Pada proses pengolahan
sumber daya alam hayati tersebut juga dihasilkan limbah biomassa, sebagai
contoh industri penggergajian kayu (sawmill) akan dihasilkan serbuk gergaji,
industri penggilingan padi akan dihasilkan sekam, industri CPO (crude palm oil)
akan dihasilkan cangkang sawit, tandan kosong dan serabut, industri minyak
kelapa akan dihasilkan tempurung kelapa. Industri-industri pengolahan tersebut
hampir tersebar pada semua daerah di Indonesia. Hal ini mengingat Indonesia
merupakan negara tropis sehingga berbagai komoditas pertanian, perkebunan dan
hutan pada semua wilayahnya. Proses penghancuran limbah secara alami
berlangsung lambat, sehingga tumpukan limbah dapat menganggu lingkungan
sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan manusia. Padahal, melalui
pendekatan teknologi, limbah pertanian atau perkebunan tersebut dapat diolah
lebih lanjut menjadi bernilai guna dan bernilai ekonomi tinggi.
BAB II
ISI
A.
Produk Hasil
Fermentasi
Produk Biomassa adalah pemanfaatan langsung massa
mikroorganisme yang telah ditumbuhkan. Biomassa yang telah diproduksi secara
komersial dalam skala industri adalah ragi dan protein sel tunggal. Biokonversi
adalah proses-proses yang dilakukan oleh mikroorganisme untuk mengubah suatu
senyawa menjadi suatu produk yang mempunyai struktur kimiawi yang berhubungan.
Konversi seperti ini sering disebut transformasi microbial. Proses-proses yang
terjadi hanya terdiri atas satu atau sejumlah kecil reaksi enzimatik. Jenis
reaksi biokonversi antara lain adalah reaksi hidrolisis, oksidasi,
esterifikasi, demetilasi, dehidrasi, dekarboksilasi, deaminasi, aminasi, dll.
Produksi biomassa
yang telah dimanfaatkan secara luas adalah produksi
ragi roti dan protein sel tunggal. Protein sel tunggal memiliki kelebihan,
yaitu :
- mikroba
cepat tumbuh dengan hasil yang tinggi
- kandungan protein mikroba tinggi
- protein mikroba tertentu mengandung semua asam
amino esensial
- medium fermentasi murah
Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai
protein sel tunggal, antara lain algaChlorella, Spirulina, dan Scenedesmus;
dari khamir Candida utylis; dari kapang berfilamen Fusarium
gramineaum; maupun dari bakteri.
1.
Protein Sel
Tunggal
Protein
Sel Tunggal adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar atau murni yang
berasal dari mikroorganisme bersel satu atau banyak yang sederhana, seperti
bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa. Sebenarnya ada dua istilah yang
digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu PST (Protein Sel Tunggal) dan Microbial
Biomass Product (MBP) atau Produk Biomassa Mikrobial (PBM). Bila mikroba
yang digunakan tetap berada dan bercampur dengan masa substratnya maka
seluruhnya dinamakan PBM. Bila mikrobanya dipisahkan dari substratnya maka
hasil panennya merupakan PST.
Langkah-langkah produk
protein sel tunggal sebagai berikut.
·
Pemilihan dan penyiapan
sumber karbon, beberapa perlakuan fisik dan kimiawi terhadap bahan dasar yang
diperlukan.
·
Penyiapan media yang cocok
dan mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor, dan unsur-unsur lain
yang penting
·
Pencegahan kontaminasi
media
·
Pembiakan mikroorganisme
yang diperlukan
·
Pemisahan biomassa
microbial dari cairan fermentasi
·
Penanganan lanjut biomassa
Kelebihan protein sel
tunggal adalah sebagai berikut:
- laju pertumbuhan sangat cepat yaitu dalam ukuran
jam dan masih bisa ditingkatkan lagi
- dapat menggunakan bermacam-macam media atau
substrat
- produksi protein sel tunggal tidak bergantung pada
iklim dan musim
- memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada
hewan dan tumbuhan.
2. Ragi
Ragi dapat ditumbuhkan pada beberapa
macam substrat, meliputi karbohidrat, baik yang kompleks seperti pati, maupun
sederhana seperti gula glukosa, suklrosa, dan laktosa. Dapat pula dipakai bahan
mentah yang mengandung gula seperti sirup gula, tetes, dan air diadih keju. Ragi
memiliki keuntungan dibandingkan dengan bakteri untuk memproduksi protein sel
tunggal. Salah satu diantaranya, karena ragi toleran terhadap lingkungan yang
lebih asam, dengan pH berkisar antara 3,5 dan 4,5 bukan agak netral seperti
yang diperlukan bakteri. Akibatnya, proses ragi dapat berlangsung dalam media
bersih tanpa harus steril, pada pH 4,0 sampai 4,5. ini karenakebanyakan bakteri
pencemar tak dapat tumbuh dengan baik dalam media asam ini. Selain itu,
diameter sel ragi adalah sekitar 0,0005cm, dibandingkan dengan bakteri 0,0001
cm. Karena besarnya, ragi itu dapat dipisahkan dari media tumbuh dengan cara
sentrifugal, tanpa memerlukan tahap penggumpalan.
B. Biomassa Hasil Sisa Pertanian (Limbah)
Kata biomassa terdiri atas bio dan massa sumber daya
yang diperoleh dari hayati. Biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari
organisme atau makhluk hidup. Biomassa merupakan salah satu sumberdaya hayati
yang bisa dirubah menjadi sumber energi yang dapat diperbaharui.
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa
produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah
pertanian dan limbah hutan, tinja dan kotoran ternak.
Selain
digunakan untuk tujuan primer seperti serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak
nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai bahan
energi (bahan bakar). Umumnya yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa
yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk
primernya.
Biomassa terutama
dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian merupakan sumber energi tertua.
Hingga sekarang, biomassa sebagai sumber energi masih cukup berperan terutama
untuk negara-negara berkembang. Data dari shell Breifing Service (1980) yang
dikutip Abdul Kadir (1982) menyebutkan bahwa konsumsi energi biomassa di
negara-negara berkembang (tidak termasuk negara OPEC) pada tahun 1977 adalah
2.6 BOE perkapita per tahun, atau sekitar 54% dari konsumsi energi keseluruhan.
Sumber energi
biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi
yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber
energi secara berkesinambungan (suistainable). Di Indonesia,
biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan berbagai produk
primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain
digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung
penghasil devisa negara.
BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGI
Potensi biomassa di Indonesia
yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya sangat melimpah. Limbah
yang berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan.
Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat
dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati.
Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan
langsung:
Pertama, peningkatan efisiensi energi secara
keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan
akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
Kedua, penghematan biaya, karena seringkali
membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya.
Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat
penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit
dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk
utama untuk sumber energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat.
Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk
utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung,
sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai
bahan pembuatan bioethanol.
Pemanfaatan energi biomassa dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Dewasa ini teknologi pemanfaatan energi biomassa yang telah dikembangkan
terdiri dari :
1. Pembakaran langsung
(direct combustion) dalam bentuk pemanfaatan panas.
Pemanfaatan panas biomassa telah dikenal sejak dulu seperti
pemanfaatan kayu bakar. Pemanfaatan yang cukup besar umumnya untuk menghasilkan
uap pada pembangkitan listrik atau proses manufaktur. Dalam sistem pembangkit,
kerja turbin biasanya memanfaatakan ekspansi uap bertekanan dan bertemperatur
tinggi untuk menggerakkan generator. Di industri kayu dan kertas, serpihan kayu
terkadang langsung dimasukkan ke boiler untuk menghasilkan uap untuk proses
manufaktur atau menghangatkan ruangan. Beberapa sistem pembangkit berbahan
bakar batubara menggunakan biomassa sebagai sumber energi tambahan dalam boiler
efisiensi tinggi untuk mengurangi emisi.
2. Konversi menjadi bahan bakar cair.
Dua bahan bakar bio yang paling umum adalah ethanol dan biodiesel.
Ethanol merupakan alkohol yang dibuat dengan fermentasi biomassa dengan
kandungan hidrokarbon yang tinggi seperti jagung metaldi proses yang sama untuk
membuat bir. Ethanol paling sering digunakan sebagai aditif bahan bakar untuk
mengurangi emisi CO dan asap lainnya dari kendaraan. Biodiesel merupakan ester
yang dibuat menggunakan minyak tanaman, lemak binatang, ganggang, atau bahkan
minyak goreng bekas. Biodiesel dapat digunakan sebagai aditif diesel untuk
mengurangi emisi kendaraan atau dalam bentuk murninya sebagai bahan bakar
kendaraan.
3. Pemanfaatan Gas Biomassa
Pemanfaatan gas biomassa skala kecil yang banyak diaplikasikan oleh
masyarakat adalah pemanfaatan gas metana hasil fermentasil yang langsung
dibakar untuk dimanfaatkan panasnya. Pada skala yang lebih maju pemanfaatan gas
biomassa dilakukan melalui sistem gasifikasi menggunakan temperatur tinggi
untuk mengubah biomassa menjadi gas (campuran dari hidrogen, CO dan metana).
Jenis-Jenis Biomassa
A. Biomasa Basah
Biomasa basah yang berupa kotoran ternak atau sampah rumah tangga perlu diubah terlebih dahulu melalui proses anaerobik untuk menghasilkan gas metana yang dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik.
Biomasa basah yang berupa kotoran ternak atau sampah rumah tangga perlu diubah terlebih dahulu melalui proses anaerobik untuk menghasilkan gas metana yang dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik.
Proses ini lebih dikenal
dengan nama Proses Biogas. Umumnya biogas lebih banyak menggunakan
kotoran ternak. Sedangkan sampah rumah tangga yang sebagian besar berupa bahan
organik (74%) dan sisanya 26 % berupa bahan yang sulit terurai, masih belum
banyak digunakan untuk biogas. Sementara ini biogas lebih banyak
digunakan untuk memasak sebagai pengganti tungku kayu bakar atau kompor minyak
tanah. Pada skala percobaan seperti yang diterapkan di Bengkulu, dengan
memanfaatkan kotoran 2 ekor sapi dapat dihasilkan sejumlah biogas untuk
menyalakan 2 buah lampu 45 watt selama 5 jam
Reaksi ini akan berlangsung bila tersedia panas yang
cukup. Berkisar antara 300C - 35oC. Proses perubahan menjadi gas metana akan
berlangsung sekitar 20 hari jika bahan bakunya hanya kotoran ternak dan akan
berlangsung lebih lama jika dicampur dengan sampah rumahtangga.
Reaksi ini akan menghasilkan gas metana, gas
karbondioksida dan sejumlah limbah cair dan padat. Sebagian besar, kurang
lebih antara 55% - 65 % , dari total biogas yang dihasilkan adalah gas
metana. Sekitar 400 m3 biogas untuk setiap ton biomasa setara
dengan 240 m3 gas metana (Growing Power, 1997). Gas metana tersebut
dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dengan dua cara yaitu, untuk
menggerakkan mesin bakar internal atau untuk menggerakkan turbin gas
sebagai penghasil tenaga gerak untuk generator. Selanjutnya generator
tersebut yang akan menghasilkan energi listrik Motor bakar internal
(MBI) yang digunakan pada prinsipnya sama dengan yang digunakan untuk MBI
bensin dan solar. MBI gas ini cukup efisien untuk menghasilkan listrik sampai
dengan 100 kW. Sedangkan untuk menghasilkan tenaga listrik yang lebih besar
lagi dapat digunakan turbin gas. Prinsip kerja turbin gas mirip dengan turbin
uap. Jika pada turbin uap digunakan uap panas untuk mengerakkan baling-baling
maka disini digunakan gas hasil pembakaran gas metana.
B. Biomassa Kering
Biomassa kering ini dapat diperoleh dari bahan tanaman yang berasal
dari hutan atau areal pertanian. Dari hutan biasanya hanya kayu yang dianggap
memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai bahan baku bubur kertas, pertukangan
atau kayu bakar. Peluang kayu untuk bioenergi baik selama masih di hutan
maupun setelah masuk industri cukup besar.
Pemanfaatan kayu yang ditebang untuk bahan baku kertas/pertukangan hanya sekitar 50% saja. Sisanya belum dimanfaatkan bahkan terbuang begitu saja. Bahkan setelah masuk ke dalam industri masih banyak bagian kayu yang tidak terpakai. Bagian yang tersisa ini bisa dimanfaatkan untuk bioenergi. Energi yang digunakan untuk menghasilkan listrik diperoleh dari panas yang dihasilkan dari pembakaran biomasa kering. Panas yang dihasilkan tersebut digunakan untuk memanaskan air sehingga setelah terbentuk uap panas maka uap panas tersebut dapat dialirkan untuk menggerakkan balingbaling dalam turbin uap. Yang harus dihindari adalah terjadinya pembakaran yang tidak sempurna karena dalam proses
pembakaran yang tidak sempurna akan dihasilkan gas karbonmonoksida (CO) yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu jumlah panas yang dihasilkan juga berkurang.
Pemanfaatan kayu yang ditebang untuk bahan baku kertas/pertukangan hanya sekitar 50% saja. Sisanya belum dimanfaatkan bahkan terbuang begitu saja. Bahkan setelah masuk ke dalam industri masih banyak bagian kayu yang tidak terpakai. Bagian yang tersisa ini bisa dimanfaatkan untuk bioenergi. Energi yang digunakan untuk menghasilkan listrik diperoleh dari panas yang dihasilkan dari pembakaran biomasa kering. Panas yang dihasilkan tersebut digunakan untuk memanaskan air sehingga setelah terbentuk uap panas maka uap panas tersebut dapat dialirkan untuk menggerakkan balingbaling dalam turbin uap. Yang harus dihindari adalah terjadinya pembakaran yang tidak sempurna karena dalam proses
pembakaran yang tidak sempurna akan dihasilkan gas karbonmonoksida (CO) yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu jumlah panas yang dihasilkan juga berkurang.
Produk Biomassa Hasil
Limbah
Biogas sebagai salah satu sumber energi yang dapat
diperbaharui yang dapat menjawab kebutuhan akan energi sekaligus menyediakan
kebutuhan hara tanah dari pupuk cair dan padat yang merupakan hasil
sampingannya serta mengurangi efek rumah kaca. Pemanfaatan biogas sebagai
sumber energi alternatif dapat mengurangi penggunaan kayu bakar. Dengan
demikian dapat mengurangi usaha penebangan hutan, sehingga ekosistem hutan
terjaga. Biogas menghasilkan api biru yang bersih dan tidak menghasilkan asap. Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan
beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku pembuatan
biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman
yang produknya sering ditujukan sebagai bahan pembuatan bioethanol.
Energi
Biomassa adalah sumber energi terbarukan yang dihasilkan dari benda-benda di
sekitar kita seperti kayu, limbah pertanian, kotoran hewan dan tanaman hidup.
Biomassa digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik dan
bentuk-bentuk energi lainnya. Bahan bakar ini bisa dalam bentuk gas, cair atau
padat. Penggunaan energi biomassa memiliki berbagai manfaat yaitu manfaat
lingkungan dan ekonomi. Energi biomassa telah menjadi energi alternatif bagi
bahan bakar fosil yang saat ini umum dipakai untuk memproduksi energi.
Mengurangi Jejak Karbon
Biomassa menghasilkan emisi karbon lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Hal ini karena tanaman yang dipakai untuk biomassa baru tumbuh dan menggantikan yang lama yang digunakan untuk menghasilkan energi biomassa sebelumnya. Penggunaan bahan bakar fosil akan berkurang ketika sejumlah besar energi biomassa digunakan dan ini berarti akan menurunkan tingkat karbon dioksida di atmosfer. Satu-satunya kelemahan biomassa adalah bahan bakar fosil biasanya juga digunakan untuk memanen dan memproduksi tanaman biomassa.
Mengurangi Jumlah Metana di Atmosfer
Dengan menggunakan biomassa, jumlah metana di atmosfer dapat dikurangi. Metana bertanggung jawab atas efek rumah kaca dan dengan produksi serta pemakaian energi biomassa, tingkat gas metana diturunkan. Metana biasanya dihasilkan ketika bahan organik terurai, oleh karena itu dengan berkurangnya proses ini (pembusukan), efek rumah kaca dapat berkurang juga.
Mencegah Kebakaran Hutan
Kayu adalah salah satu bahan baku biomassa yang digunakan untuk menghasilkan energi biomassa dan bahan ini biasanya diperoleh dari hutan. Penebangan pohon mungkin tampak seperti hal yang tidak masuk akal untuk dilakukan guna mengurangi kebakaran hutan, tapi cara ini benar-benar bekerja. Pemanenan pohon dari hutan dapat membantu untuk mencegah melebarnya titik api karena pertumbuhan pohon yang padat. Jika terlalu banyak pohon di hutan, ada resiko tinggi akan terjadi kebakaran hutan dan hal ini tidak baik untuk lingkungan, karena ini berarti banyak karbon dioksida yang akan dilepaskan ke atmosfer.
Peningkatan Kualitas Udara
Saat biomassa menggantikan bahan bakar fosil, hal ini berarti membantu untuk meningkatkan kualitas udara karena akan ada lebih sedikit polusi. Penggunaan bahan bakar fosil telah lama dipermasalahkan karena menyebabkan hujan asam. Biomassa tidak menghasilkan emisi sulfur ketika dibakar dan ini akan mengurangi risiko hujan asam. Dengan menanam tanaman bahan baku biomassa, karbon di atmosfer akan didaur ulang. Hal ini akan memberikan sebuah manfaat besar bagi peradaban manusia, karena berkurangnya polusi di udara.
Keandalan
Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan ada peningkatan permintaan listrik dan ini berarti kita perlu sumber energi yang dapat diandalkan. Energi biomassa dapat diandalkan karena bahan tanaman dan hewan yang digunakan untuk memproduksinya dapat dipasok secara konstan. Biomassa adalah sumber listrik yang dapat diandalkan, kita tidak perlu khawatir mengenai pemadaman listrik. Biomassa juga murah untuk diproduksi dan juga menurunkan jumlah tagihan listrik.
Daur Ulang
Beberapa sumber energi biomassa meliputi limbah industri dan co-produk, hal ini merupakan sebuah keuntungan besar karena ini berarti tidak ada keluaran industri yang sia-sia. Semua produk limbah dari industri dapat digunakan untuk menghasilkan energi biomassa.
Ada banyak keuntungan dengan memanfaatkan bakar biomassa. Hanya saja implementasi yang tepat diperlukan untuk memastikannya bermanfaat untuk ikut serta menciptakan sebuah dunia yang lebih hijau.
Mengurangi Jejak Karbon
Biomassa menghasilkan emisi karbon lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Hal ini karena tanaman yang dipakai untuk biomassa baru tumbuh dan menggantikan yang lama yang digunakan untuk menghasilkan energi biomassa sebelumnya. Penggunaan bahan bakar fosil akan berkurang ketika sejumlah besar energi biomassa digunakan dan ini berarti akan menurunkan tingkat karbon dioksida di atmosfer. Satu-satunya kelemahan biomassa adalah bahan bakar fosil biasanya juga digunakan untuk memanen dan memproduksi tanaman biomassa.
Mengurangi Jumlah Metana di Atmosfer
Dengan menggunakan biomassa, jumlah metana di atmosfer dapat dikurangi. Metana bertanggung jawab atas efek rumah kaca dan dengan produksi serta pemakaian energi biomassa, tingkat gas metana diturunkan. Metana biasanya dihasilkan ketika bahan organik terurai, oleh karena itu dengan berkurangnya proses ini (pembusukan), efek rumah kaca dapat berkurang juga.
Mencegah Kebakaran Hutan
Kayu adalah salah satu bahan baku biomassa yang digunakan untuk menghasilkan energi biomassa dan bahan ini biasanya diperoleh dari hutan. Penebangan pohon mungkin tampak seperti hal yang tidak masuk akal untuk dilakukan guna mengurangi kebakaran hutan, tapi cara ini benar-benar bekerja. Pemanenan pohon dari hutan dapat membantu untuk mencegah melebarnya titik api karena pertumbuhan pohon yang padat. Jika terlalu banyak pohon di hutan, ada resiko tinggi akan terjadi kebakaran hutan dan hal ini tidak baik untuk lingkungan, karena ini berarti banyak karbon dioksida yang akan dilepaskan ke atmosfer.
Peningkatan Kualitas Udara
Saat biomassa menggantikan bahan bakar fosil, hal ini berarti membantu untuk meningkatkan kualitas udara karena akan ada lebih sedikit polusi. Penggunaan bahan bakar fosil telah lama dipermasalahkan karena menyebabkan hujan asam. Biomassa tidak menghasilkan emisi sulfur ketika dibakar dan ini akan mengurangi risiko hujan asam. Dengan menanam tanaman bahan baku biomassa, karbon di atmosfer akan didaur ulang. Hal ini akan memberikan sebuah manfaat besar bagi peradaban manusia, karena berkurangnya polusi di udara.
Keandalan
Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan ada peningkatan permintaan listrik dan ini berarti kita perlu sumber energi yang dapat diandalkan. Energi biomassa dapat diandalkan karena bahan tanaman dan hewan yang digunakan untuk memproduksinya dapat dipasok secara konstan. Biomassa adalah sumber listrik yang dapat diandalkan, kita tidak perlu khawatir mengenai pemadaman listrik. Biomassa juga murah untuk diproduksi dan juga menurunkan jumlah tagihan listrik.
Daur Ulang
Beberapa sumber energi biomassa meliputi limbah industri dan co-produk, hal ini merupakan sebuah keuntungan besar karena ini berarti tidak ada keluaran industri yang sia-sia. Semua produk limbah dari industri dapat digunakan untuk menghasilkan energi biomassa.
Ada banyak keuntungan dengan memanfaatkan bakar biomassa. Hanya saja implementasi yang tepat diperlukan untuk memastikannya bermanfaat untuk ikut serta menciptakan sebuah dunia yang lebih hijau.
Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati
memberi tiga keuntungan langsung yaitu :
1. Peningkatan efisiensi energi
secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup
besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
2. Penghematan biaya, karena
seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya.
3. Mengurangi keperluan akan tempat
penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit
dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Biomassa adalah bahan organik
yang dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan.
Contoh biomassa antara lain adalah tanaman,
pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran
ternak.
Merupakan produk fotosintesis, yakni butir-butir hijau daun yang
bekerja sebagai sel-sel surya, menyerap energi matahari dan mengkonversi karbon
dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen.
CO2 + H2O + E ----> Cx(H2O) + O2
Ø Fact of Biomassa
Biomassa merupakan sumber energi primer yang sangat
potensial di Indonesia, yang dihasilkan dari kekayaan alamnya berupa vegetasi
hutan tropika. Biomassa bisa diubah menjadi listrik atau panas dengan proses
teknologi yang sudah mapan. Selain biomassa seperti kayu, dari kegiatan
industri pengolahan hutan, pertanian dan perkebunan, limbah biomassa yang
sangat besar jumlahnya pada saat ini juga belum dimanfaatkan dengan baik.
Biomassa : Suatu bentuk energi yang diperoleh secara langsung dari
makhluk hidup (tumbuhan). Contoh : kayu, limbah pertanian, alkohol,sampah dll
Biomassa berfungsi sebagai :
·
sebagai
penyedia sumber karbon untuk energi,
·
dengan
teknologi modern dalam pengkonversiannya dapat menjaga emisi pada tingkat yang
rendah.
·
mendorong
percepatan rehabilitasi lahan terdegradasi dan perlindungan tata air.
·
digunakan
untuk menyediakan berbagai vektor energi, baik panas, listrik atau bahan bakar
kendaraan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
-
Produk Biomassa adalah
pemanfaatan langsung massa mikroorganisme yang telah ditumbuhkan. Biomassa yang
telah diproduksi secara komersial dalam skala industri adalah ragi dan protein
sel tunggal.
-
Biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari organisme atau makhluk
hidup. Biomassa merupakan salah satu sumberdaya hayati yang bisa dirubah
menjadi sumber energi yang dapat diperbaharui.
-
Biomasa basah yang berupa kotoran ternak
atau sampah rumah tangga perlu diubah terlebih dahulu melalui proses anaerobik
untuk menghasilkan gas metana yang dapat digunakan untuk menggerakkan generator
listrik. Biomassa kering ini dapat diperoleh dari bahan tanaman yang berasal dari hutan atau areal
pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar