Sabtu, 07 November 2015

BIOMASSA



TEKNOLOGI FERMENTASI
PRODUK BIOMASSA

Oleh :
KELOMPOK V
1.    WULAN FEBRIANI                                           1204310033
2.    NANDA SARI LUBIS                                        1204310041
3.    AHMAD YAMIN                                                1204310034
4.    ZULFADLY HARAHAP                                   1204310027
5.    FAJAR WIDIANTORO                                                 1204310011
6.    YOAN FRANDIANSYAH                                 1204310042
7.    MUIS PUTRA TAMBAH                                  1204310015
                                                      
JURUSAN / PROGRAM STUDY : ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN



 
















FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
FERMENTASI
Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Proses pertumbuhan mikroba merupakan tahap awal proses fermentasi yang dikendalikan terutama dalam pengembangan inokulum agar dapat diperoleh sel yang hidup. Pengendalian dilakukan dengan pengaturan kondisi medium, komposisi medium, suplai O2, dan agitasi. Bahkan jumlah mikroba dalam fermentor juga harus dikendalikan sehingga tidak terjadi kompetisi dalam penggunaan nutrisi. Nutrisi dan produk fermentasi juga perlu dikendalikan, sebab jika berlebih nutrisi dan produk metabolit hasil fermentasi tersebut dapat menyebabkan inhibisi dan represi. Pengendalian diperlukan karena pertumbuhan biomassa dalam suatu medium fermentasi dipengaruhi banyak faktor baik ekstraselular maupun faktor intraselular. Kinetika pertumbuhan secara dinamik dapat digunakan untuk meramalkan produksi biomassa dalam suatu proses.
            Indonesia sebagai negara tropis kaya akan sumber alam hayati. Berbagai biomassa banyak dijumpai yang dianggap sebagai limbah, sebagai contoh limbah pertanian, perkebunan, hutan dan sebagainya. Pada proses pengolahan sumber daya alam hayati tersebut juga dihasilkan limbah biomassa, sebagai contoh industri penggergajian kayu (sawmill) akan dihasilkan serbuk gergaji, industri penggilingan padi akan dihasilkan sekam, industri CPO (crude palm oil) akan dihasilkan cangkang sawit, tandan kosong dan serabut, industri minyak kelapa akan dihasilkan tempurung kelapa. Industri-industri pengolahan tersebut hampir tersebar pada semua daerah di Indonesia. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara tropis sehingga berbagai komoditas pertanian, perkebunan dan hutan pada semua wilayahnya. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung lambat, sehingga tumpukan limbah dapat menganggu lingkungan sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan manusia. Padahal, melalui pendekatan teknologi, limbah pertanian atau perkebunan tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi bernilai guna dan bernilai ekonomi tinggi.          

BAB II
ISI
A.  Produk Hasil Fermentasi
Produk Biomassa adalah pemanfaatan langsung massa mikroorganisme yang telah ditumbuhkan. Biomassa yang telah diproduksi secara komersial dalam skala industri adalah ragi dan protein sel tunggal. Biokonversi adalah proses-proses yang dilakukan oleh mikroorganisme untuk mengubah suatu senyawa menjadi suatu produk yang mempunyai struktur kimiawi yang berhubungan. Konversi seperti ini sering disebut transformasi microbial. Proses-proses yang terjadi hanya terdiri atas satu atau sejumlah kecil reaksi enzimatik. Jenis reaksi biokonversi antara lain adalah reaksi hidrolisis, oksidasi, esterifikasi, demetilasi, dehidrasi, dekarboksilasi, deaminasi, aminasi, dll.

Produksi biomassa
yang telah dimanfaatkan secara luas adalah produksi ragi roti dan protein sel tunggal. Protein sel tunggal memiliki kelebihan, yaitu :
- mikroba cepat tumbuh dengan hasil yang tinggi
- kandungan protein mikroba tinggi
- protein mikroba tertentu mengandung semua asam amino esensial
- medium fermentasi murah
Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai protein sel tunggal, antara lain algaChlorella, Spirulina, dan Scenedesmus; dari khamir Candida utylis; dari kapang berfilamen Fusarium gramineaum; maupun dari bakteri.

1.    Protein Sel Tunggal
Protein Sel Tunggal adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar atau murni yang berasal dari mikroorganisme bersel satu atau banyak yang sederhana, seperti bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa. Sebenarnya ada dua istilah yang digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu PST (Protein Sel Tunggal) dan Microbial Biomass Product (MBP) atau Produk Biomassa Mikrobial (PBM). Bila mikroba yang digunakan tetap berada dan bercampur dengan masa substratnya maka seluruhnya dinamakan PBM. Bila mikrobanya dipisahkan dari substratnya maka hasil panennya merupakan PST.

Langkah-langkah produk protein sel tunggal sebagai berikut.
·      Pemilihan dan penyiapan sumber karbon, beberapa perlakuan fisik dan kimiawi terhadap bahan dasar yang diperlukan.
·      Penyiapan media yang cocok dan mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor, dan unsur-unsur lain yang penting
·      Pencegahan kontaminasi media
·      Pembiakan mikroorganisme yang diperlukan
·      Pemisahan biomassa microbial dari cairan fermentasi
·      Penanganan lanjut biomassa

Kelebihan protein sel tunggal adalah sebagai berikut:
-       laju pertumbuhan sangat cepat yaitu dalam ukuran jam dan masih bisa ditingkatkan lagi
-       dapat menggunakan bermacam-macam media atau substrat
-       produksi protein sel tunggal tidak bergantung pada iklim dan musim
-       memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada hewan dan tumbuhan. 

2. Ragi
       Ragi dapat ditumbuhkan pada beberapa macam substrat, meliputi karbohidrat, baik yang kompleks seperti pati, maupun sederhana seperti gula glukosa, suklrosa, dan laktosa. Dapat pula dipakai bahan mentah yang mengandung gula seperti sirup gula, tetes, dan air diadih keju. Ragi memiliki keuntungan dibandingkan dengan bakteri untuk memproduksi protein sel tunggal. Salah satu diantaranya, karena ragi toleran terhadap lingkungan yang lebih asam, dengan pH berkisar antara 3,5 dan 4,5 bukan agak netral seperti yang diperlukan bakteri. Akibatnya, proses ragi dapat berlangsung dalam media bersih tanpa harus steril, pada pH 4,0 sampai 4,5. ini karenakebanyakan bakteri pencemar tak dapat tumbuh dengan baik dalam media asam ini. Selain itu, diameter sel ragi adalah sekitar 0,0005cm, dibandingkan dengan bakteri 0,0001 cm. Karena besarnya, ragi itu dapat dipisahkan dari media tumbuh dengan cara sentrifugal, tanpa memerlukan tahap penggumpalan.

B.  Biomassa Hasil Sisa Pertanian (Limbah)
Kata biomassa terdiri atas bio dan massa sumber daya yang diperoleh dari hayati. Biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari organisme atau makhluk hidup. Biomassa merupakan salah satu sumberdaya hayati yang bisa dirubah menjadi sumber energi yang dapat diperbaharui.
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian dan limbah hutan, tinja dan kotoran ternak.
Selain digunakan untuk tujuan primer seperti serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai bahan energi (bahan bakar). Umumnya yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.
Biomassa terutama dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian merupakan sumber energi tertua. Hingga sekarang, biomassa sebagai sumber energi masih cukup berperan terutama untuk negara-negara berkembang. Data dari shell Breifing Service (1980) yang dikutip Abdul Kadir (1982) menyebutkan bahwa konsumsi energi biomassa di negara-negara berkembang (tidak termasuk negara OPEC) pada tahun 1977 adalah 2.6 BOE perkapita per tahun, atau sekitar 54% dari konsumsi energi keseluruhan.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan  antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable).  Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.

BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGI
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati.

Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung:
Pertama, peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya.
Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan pembuatan bioethanol.
Pemanfaatan energi biomassa dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dewasa ini teknologi pemanfaatan energi biomassa yang telah dikembangkan terdiri dari :

1. Pembakaran langsung (direct combustion) dalam bentuk pemanfaatan panas.
Pemanfaatan panas biomassa telah dikenal sejak dulu seperti pemanfaatan kayu bakar. Pemanfaatan yang cukup besar umumnya untuk menghasilkan uap pada pembangkitan listrik atau proses manufaktur. Dalam sistem pembangkit, kerja turbin biasanya memanfaatakan ekspansi uap bertekanan dan bertemperatur tinggi untuk menggerakkan generator. Di industri kayu dan kertas, serpihan kayu terkadang langsung dimasukkan ke boiler untuk menghasilkan uap untuk proses manufaktur atau menghangatkan ruangan. Beberapa sistem pembangkit berbahan bakar batubara menggunakan biomassa sebagai sumber energi tambahan dalam boiler efisiensi tinggi untuk mengurangi emisi.

2. Konversi menjadi bahan bakar cair.
Dua bahan bakar bio yang paling umum adalah ethanol dan biodiesel. Ethanol merupakan alkohol yang dibuat dengan fermentasi biomassa dengan kandungan hidrokarbon yang tinggi seperti jagung metaldi proses yang sama untuk membuat bir. Ethanol paling sering digunakan sebagai aditif bahan bakar untuk mengurangi emisi CO dan asap lainnya dari kendaraan. Biodiesel merupakan ester yang dibuat menggunakan minyak tanaman, lemak binatang, ganggang, atau bahkan minyak goreng bekas. Biodiesel dapat digunakan sebagai aditif diesel untuk mengurangi emisi kendaraan atau dalam bentuk murninya sebagai bahan bakar kendaraan.

3. Pemanfaatan Gas Biomassa
Pemanfaatan gas biomassa skala kecil yang banyak diaplikasikan oleh masyarakat adalah pemanfaatan gas metana hasil fermentasil yang langsung dibakar untuk dimanfaatkan panasnya. Pada skala yang lebih maju pemanfaatan gas biomassa dilakukan melalui sistem gasifikasi menggunakan temperatur tinggi untuk mengubah biomassa menjadi gas (campuran dari hidrogen, CO dan metana).

Jenis-Jenis Biomassa
A. Biomasa Basah    
Biomasa basah yang berupa kotoran ternak atau sampah rumah tangga perlu diubah terlebih dahulu melalui proses anaerobik untuk menghasilkan gas metana yang dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik
Proses ini lebih dikenal dengan nama Proses Biogas. Umumnya biogas lebih banyak menggunakan kotoran ternak. Sedangkan sampah rumah tangga yang sebagian besar berupa bahan organik (74%) dan sisanya 26 % berupa bahan yang sulit terurai, masih belum banyak digunakan untuk biogas. Sementara ini biogas lebih banyak digunakan untuk memasak sebagai pengganti tungku kayu bakar atau kompor minyak tanah. Pada skala percobaan seperti yang diterapkan di Bengkulu, dengan memanfaatkan kotoran 2 ekor sapi dapat dihasilkan sejumlah biogas untuk menyalakan 2 buah lampu 45 watt selama 5 jam
Reaksi ini akan berlangsung bila tersedia panas yang cukup. Berkisar antara 300C - 35oC. Proses perubahan menjadi gas metana akan berlangsung sekitar 20 hari jika bahan bakunya hanya kotoran ternak dan akan berlangsung lebih lama jika dicampur dengan sampah rumahtangga.
Reaksi ini akan menghasilkan gas metana, gas karbondioksida dan sejumlah limbah cair dan padat. Sebagian besar, kurang lebih antara 55% - 65 % , dari total biogas yang dihasilkan adalah gas metana. Sekitar 400 m3 biogas untuk setiap ton biomasa setara dengan 240 m3 gas metana (Growing Power, 1997). Gas metana tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dengan dua cara yaitu, untuk menggerakkan mesin bakar internal atau untuk menggerakkan turbin gas sebagai penghasil tenaga gerak untuk generator. Selanjutnya generator tersebut yang akan menghasilkan energi listrik Motor bakar internal (MBI) yang digunakan pada prinsipnya sama dengan yang digunakan untuk MBI bensin dan solar. MBI gas ini cukup efisien untuk menghasilkan listrik sampai dengan 100 kW. Sedangkan untuk menghasilkan tenaga listrik yang lebih besar lagi dapat digunakan turbin gas. Prinsip kerja turbin gas mirip dengan turbin uap. Jika pada turbin uap digunakan uap panas untuk mengerakkan baling-baling maka disini digunakan gas hasil pembakaran gas metana.

B. Biomassa Kering  
Biomassa kering ini dapat diperoleh dari bahan tanaman yang berasal dari hutan atau areal pertanian. Dari hutan biasanya hanya kayu yang dianggap memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai bahan baku bubur kertas, pertukangan atau kayu bakar. Peluang kayu untuk bioenergi baik selama masih di hutan maupun setelah masuk industri cukup             besar.
Pemanfaatan kayu yang ditebang untuk bahan baku kertas/pertukangan hanya sekitar 50% saja. Sisanya belum dimanfaatkan bahkan terbuang begitu saja. Bahkan setelah masuk ke dalam industri masih banyak bagian kayu yang tidak terpakai. Bagian yang tersisa ini bisa dimanfaatkan untuk bioenergi. Energi yang digunakan untuk menghasilkan listrik diperoleh dari panas yang dihasilkan dari pembakaran biomasa kering. Panas yang dihasilkan tersebut digunakan untuk memanaskan air sehingga setelah terbentuk uap panas maka uap panas tersebut dapat dialirkan untuk menggerakkan balingbaling dalam turbin uap. Yang harus dihindari adalah terjadinya pembakaran yang tidak sempurna karena dalam proses
pembakaran yang tidak sempurna akan dihasilkan gas karbonmonoksida (CO) yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu jumlah panas yang dihasilkan juga berkurang. 

Produk Biomassa Hasil Limbah
Biogas sebagai salah satu sumber energi yang dapat diperbaharui yang dapat menjawab kebutuhan akan energi sekaligus menyediakan kebutuhan hara tanah dari pupuk cair dan padat yang merupakan hasil sampingannya serta mengurangi efek rumah kaca. Pemanfaatan biogas sebagai sumber energi alternatif dapat mengurangi penggunaan kayu bakar. Dengan demikian dapat mengurangi usaha penebangan hutan, sehingga ekosistem hutan terjaga. Biogas menghasilkan api biru yang bersih dan tidak menghasilkan asap. Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan pembuatan bioethanol.
Energi Biomassa adalah sumber energi terbarukan yang dihasilkan dari benda-benda di sekitar kita seperti kayu, limbah pertanian, kotoran hewan dan tanaman hidup. Biomassa digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik dan bentuk-bentuk energi lainnya. Bahan bakar ini bisa dalam bentuk gas, cair atau padat. Penggunaan energi biomassa memiliki berbagai manfaat yaitu manfaat lingkungan dan ekonomi. Energi biomassa telah menjadi energi alternatif bagi bahan bakar fosil yang saat ini umum dipakai untuk memproduksi energi.

Mengurangi Jejak Karbon  
Biomassa menghasilkan emisi karbon lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Hal ini karena tanaman yang dipakai untuk biomassa baru tumbuh dan menggantikan yang lama yang digunakan untuk menghasilkan energi biomassa sebelumnya. Penggunaan bahan bakar fosil akan berkurang ketika sejumlah besar energi biomassa digunakan dan ini berarti akan menurunkan tingkat karbon dioksida di atmosfer. Satu-satunya kelemahan biomassa adalah bahan bakar fosil biasanya juga digunakan untuk memanen dan memproduksi tanaman biomassa.

Mengurangi Jumlah Metana di Atmosfer 
Dengan menggunakan biomassa, jumlah metana di atmosfer dapat dikurangi. Metana bertanggung jawab atas efek rumah kaca dan dengan produksi serta pemakaian energi biomassa, tingkat gas metana diturunkan. Metana biasanya dihasilkan ketika bahan organik terurai, oleh karena itu dengan berkurangnya proses ini (pembusukan), efek rumah kaca dapat berkurang juga.

Mencegah Kebakaran Hutan          
Kayu adalah salah satu bahan baku biomassa yang digunakan untuk menghasilkan energi biomassa dan bahan ini biasanya diperoleh dari hutan. Penebangan pohon mungkin tampak seperti hal yang tidak masuk akal untuk dilakukan guna mengurangi kebakaran hutan, tapi cara ini benar-benar bekerja. Pemanenan pohon dari hutan dapat membantu untuk mencegah melebarnya titik api karena pertumbuhan pohon yang padat. Jika terlalu banyak pohon di hutan, ada resiko tinggi akan terjadi kebakaran hutan dan hal ini tidak baik untuk lingkungan, karena ini berarti banyak karbon dioksida yang akan dilepaskan ke atmosfer.

Peningkatan Kualitas Udara           

Saat biomassa menggantikan bahan bakar fosil, hal ini berarti membantu untuk meningkatkan kualitas udara karena akan ada lebih sedikit polusi. Penggunaan bahan bakar fosil telah lama dipermasalahkan karena menyebabkan hujan asam. Biomassa tidak menghasilkan emisi sulfur ketika dibakar dan ini akan mengurangi risiko hujan asam. Dengan menanam tanaman bahan baku biomassa, karbon di atmosfer akan didaur ulang. Hal ini akan memberikan sebuah manfaat besar bagi peradaban manusia, karena berkurangnya polusi di udara.         

Keandalan
Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan ada peningkatan permintaan listrik dan ini berarti kita perlu sumber energi yang dapat diandalkan. Energi biomassa dapat diandalkan karena bahan tanaman dan hewan yang digunakan untuk memproduksinya dapat dipasok secara konstan. Biomassa adalah sumber listrik yang dapat diandalkan, kita tidak perlu khawatir mengenai pemadaman listrik. Biomassa juga murah untuk diproduksi dan juga menurunkan jumlah tagihan listrik. 

Daur   Ulang
Beberapa sumber energi biomassa meliputi limbah industri dan co-produk,  hal ini merupakan sebuah keuntungan besar karena ini berarti tidak ada keluaran industri yang sia-sia. Semua produk limbah dari industri dapat digunakan untuk menghasilkan energi     biomassa.

Ada  banyak keuntungan dengan memanfaatkan bakar biomassa. Hanya saja implementasi yang tepat diperlukan untuk memastikannya bermanfaat untuk ikut serta menciptakan sebuah dunia yang lebih hijau.

Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung yaitu :
1.      Peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
2.      Penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya.
3.      Mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan.
Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak.
Merupakan produk fotosintesis, yakni butir-butir hijau daun yang bekerja sebagai sel-sel surya, menyerap energi matahari dan mengkonversi karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen.
CO2 + H2O + E ----> Cx(H2O) + O2
Ø Fact of Biomassa
Biomassa merupakan sumber energi primer yang sangat potensial di Indonesia, yang dihasilkan dari kekayaan alamnya berupa vegetasi hutan tropika. Biomassa bisa diubah menjadi listrik atau panas dengan proses teknologi yang sudah mapan. Selain biomassa seperti kayu, dari kegiatan industri pengolahan hutan, pertanian dan perkebunan, limbah biomassa yang sangat besar jumlahnya pada saat ini juga belum dimanfaatkan dengan baik.
Biomassa : Suatu bentuk energi yang diperoleh secara langsung dari makhluk hidup (tumbuhan). Contoh : kayu, limbah pertanian, alkohol,sampah dll
Biomassa berfungsi sebagai :
·         sebagai penyedia sumber karbon untuk energi,
·         dengan teknologi modern dalam pengkonversiannya dapat menjaga emisi pada tingkat yang rendah.
·         mendorong percepatan rehabilitasi lahan terdegradasi dan perlindungan tata air.
·         digunakan untuk menyediakan berbagai vektor energi, baik panas, listrik atau bahan bakar kendaraan.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
-          Produk Biomassa adalah pemanfaatan langsung massa mikroorganisme yang telah ditumbuhkan. Biomassa yang telah diproduksi secara komersial dalam skala industri adalah ragi dan protein sel tunggal.
-          Biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari organisme atau makhluk hidup. Biomassa merupakan salah satu sumberdaya hayati yang bisa dirubah menjadi sumber energi yang dapat diperbaharui.
-          Biomasa basah yang berupa kotoran ternak atau sampah rumah tangga perlu diubah terlebih dahulu melalui proses anaerobik untuk menghasilkan gas metana yang dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik. Biomassa kering ini dapat diperoleh dari bahan tanaman yang berasal dari hutan atau areal pertanian.

















DAFTAR PUSTAKA